Bagaimana melihat return harga saham yang wajar

Ketika kita berbicara dalam konteks reksadana, maka ekspektasi keuntungan 14-15% setahun sudah merupakan angka yang bagus. Sementara ketika berbicara beli saham langsung. Kalau kenaikannya hanya 10% dalam 6 bulan, maka dibilangnya lambat, padahal itu sama saja 20% loh.. kalau disetahunkan. Jadi berapakah ekspektasi imbal hasil yang wajar dari saham?

Bila kita melihat dari sudut pandang pertumbuhan, kita lihat saja pertumbuhan ekonomi Indonesia normalnya berapa? Pertumbuhan nominalnya sekitar 8% setahun. Maka ketika kita bicara emiten yang listing di IHSG, berbicara perusahaan yang sudah sangat besar, maka beda pertumbuhannya ga akan terlalu jauh dari itu.

Jadi paling banter ya 2 3x lipatnya laah atau pertumbuhan 16 – 24% setahun. Emiten yang suksesnya.. ekspektasi imbal hasil yang wajar dari saham? Maka kalau kita ingin bertumbuh dengan perusahaan besar-besar di Indonesia melalui pembelian reksadana saham, ekspektasi kisaran pertumbuhan 15% itu angka yang rasional.

Karena investasinya ke sejumlah emiten, tentu ada yang berhasil ada yang tidak. Maka didapat overall yang objektif 15%. Namun selain bicara “Pertumbuhan”, terdapat faktor lain lagi yang menentukan naik turunnya harga suatu saham. Faktor itu adalah Nilai wajar suatu saham. Nilai wajar suatu saham bukanlah ilmu pasti. Nilai wajar suatu saham secara relatif berubah-ubah bergantung pada sentimen pasar.

Misalnya saja ketika berbicara saham teknologi, maka nilai wajarnya di mata investor dipandang setinggi langit. Sementara ketika berbicara saham industri lain misalnya pertambangan. Nilai wajarnya dinilai jauh lebih rendah karena dipandang memiliki masa depan yang kurang baik.

Sentimen pasar ini dapat berubah-ubah bergantung pada situasi ekonomi, tren industri, ataupun outlook ke depan. Misal saja emiten perhotelan di masa pandemi seperti ini dijual diskon 50% dari harga normalnya saja orang mungkin tidak akan tertarik membeli. Bila kita berbicara pertumbuhan yang normal maka 15% itu wajar.

Namun ketika kita berbicara saham yang diskon atau terkoreksi, lalu kemudian naik bisa menjadi 200% karena sentimen positif, itu juga bukan hal yang aneh.

Jadi berapakah return yang wajar?

Sebaiknya kita mulai saja dari asumsi pertumbuhan yang wajar, mencari hidden jewel tidak semudah itu. Para investor Legendaris yang sangat berpengalaman di investasi saja mengatakan sangatlah sulit, apalagi kita?

Salah-salah investasi kita malah bisa amblas karena terlalu banyak berspekulasi..