Mengenal Dan Terapkan Marshmellow Experiment Pada Anak

Apakah kalian sempat mengikuti pertanyaan Marshmallow Experiment? Jadi ini tuh sejenis penelitian yang dicoba seseorang psikolog gitu, intinya memandu seorang apakah dapat menunda kebahagiaan sedetik untuk kebahagiaan yang lebih besar di era depan ataupun enggak. Penasaran kan? Baca deh sepenuhnya dibawah ini.

Maksud Marshmallow Experiment

Apa sih yang diartikan dengan Marshmallow Experiment? Jika kalian merupakan anak ilmu jiwa bisa jadi kalian mengerti mengenai penelitian ini. Jadi, suatu penelitian dicoba oleh Walter Mischel seseorang psikolog dari Austria. Ia menekuni mengenai daya menunda kebahagiaan untuk memperoleh kebahagiaan di era depan yang lebih besar( delayed gratifications).

Ilustrasi Permasalahan Marshmallow Experiment

Jadi, sang Mischel ini ngetes kanak- kanak yang berumur 3 hingga dengan 5 tahun di sesuatu ruangan. Beliau membagikan marshmallow yang diletakkan di meja depan kanak- kanak itu. Mischel ngasih mengerti kanak- kanak kalau mereka tidak bisa makan marshmallownya saat ini. Bila mereka sukses buat menunggu serta menyantap dikala telah diperbolehkan, mereka hendak memperoleh marshmallow bonus.

Kemudian, apakah yang terjalin? Nyatanya hasilnya berbeda- beda. Terdapat sebagian anak yang berkenan menunggu dekat 20 menit supaya dapat memperoleh marshmallow bonus. Terdapat pula anak yang tidak adem menunggu serta kesimpulannya langsung memakan marshmallow yang terdapat di depan mereka.

Nyatanya sehabis sebagian tahun, dimana kanak- kanak itu telah berusia. Riset ini meyakinkan kalau terjalin perbandingan antara kanak- kanak yang dapat menahan diri buat tidak menyantap marshmallow dengan kebalikannya. Banyak orang ini lebih kokoh mengalami tekanan pikiran, tidak sempat gunakan obat ilegal, visioner, serta lebih berhasil deh dalam menggapai tujuannya dibanding dengan kanak- kanak yang tidak sabaran serta selesai dengan menyantap marshmallow mulanya.

Pelajaran dari Marshmallow Experiment

Apakah penataran yang dapat diperoleh dari penelitian ini? jika kita dapat menunda kebahagiaan sedetik, perihal itu hendak bagus buat era depan sebab kita hendak menemukan kebahagiaan yang lebih besar esoknya. Kalian pula hendak lebih berusia, tidak gampang goyah buat melaksanakan perihal kurang baik ataupun membeli perihal yang kurang berarti sebab fokus kalian hanya buat era depan yang lebih bagus.

Intinya merupakan self- control. Pengaturan diri sendiri merupakan kunci suksesnya. Jadi, kalian lebih senang menunda kebahagiaan sedetik untuk era depan yang lebih bagus pula ataupun yang terutama cuma era saat ini saja?

MENJADI ORANG SABAR DALAM BERBAGAI HAL

Sabar dalam segala hal, memang sangat mudah untuk diucapkan. Akan tetapi sulit untuk di lakukan dalam kehidupan nyata.

Pada saat musibah ataupun cobaan yang sedang melanda, kadang rasanya hati tidak sanggup menahannya. Jarang sekali anda akan terlarut dalam emosional, menyalahkan orang lain, dan bahkan marah-marah. Bahkan bisa menyalahkan nasib ataupun takdir.

Sebenarnya sifat-sifat tersebut tidak lah benar. Pada saat kita menuruti hawa dari pada nafsu, bersikap tidak mau sabar, dan sangat gampang terbawa kemarahan, semua akan merugikan diri sendiri. Selain dari pada itum, kita juga dapat merusak suatu hubungan dengan seseorang.

Kuatkan Niat Didalam Hati

Segala sesuatu hal yang dapat dijalankan baik apabila dibekali dengan niat yang bersungguh-sungguh. Begitu pula jika kita ingin menjadi orang yang sabar dalam berbagai hal, maka diperlukan niat yang kuat. Tidak dapat di lakukan dengan setengah- setengah, atau pun hanya sekedar ikut-ikutan dengan apa yang orang lain lakukan.

Yakinkan terlbeih dahulu kepada diri sendiri, bahwasannya kita dapat mampu menjadi orang yang sabar. Kita mampu menjadi kepribadian diri sendiri. Semua yang kita lakukan harus semata-mata karena Tuhan, bukan karena manusia.

Jika niat kita sudah kuat dan murni karena Tuhan, maka segala sesuatu bisa dijanlankan dengan mudah.

Cobalah Dapat Memaafkan

Kita tidak akan menjadi seorang yang penyabar dan ikhlas, apabila tidak pernah mau belajar dari saling memaafkan terhadap orang-orang yang telah berbuat salah ataupun yang telah menyakiti kita. Entah itu keluarga, saudara, orang tua, kerabat, ataupun pasangan kita.

Memang memaafkan bukan perkara mudah yang dapat di lakukan. Akan tetapi dengan memaafkan, hati kita bisa tenang dan damai jika setelah sudah memaafkan. Tentunya juga akan lebih baik dari pada kita akan menjadi seseorang yang pendendam.

Belajar Mengontrol Emosi Diri

Untuk dapat menjadi orang yang sabar, tentunya kita perlu belajar mengkontrol emosi diri kita.
Apabila kita belum tahu caranya, tidak perlu khawatir.

Pertama-tama, kita bisa memulai dari coba mengambil nafas dalam – dalam pada saat kita sedang dalam posisi emosi yang memuncak. Kemudian kita dapat tenangkan diri dan juga perbanyak berdoa atau mendekatkan lagi kepada tuhan.

Selain dari itu, kita juga dapat menanamkan rasa empati di dalam hati kita. Jangan sampai di dahului oleh emosi kita. Pandanglah peristiwa yang telah terjadi dari semua sudut pandang .

Kadang kalah marah tidak akan mampu menyelesaikan sebuah masalah. Sebaliknya justru membuat kita semakin dapat masalah yang lebih rumit dan berujung tidak dapat hasil apapun.